Loading...

Pahami Pasangan anda Apa Itu Cinta atau Nafsu - By Arif Naufan Sapoetra

Assalam’muallaikum Wr.Wb


Apa kabar para pencari cinta sejati ?
Sudah ketemu cintanya. Kalo belum anda wajib membaca coretan-coretan yang saya tulis ini.
Mungkin dari semua teman atau pembaca  binggung dan timbul adanya pertanyaan ?
Berikut beberpa pertanyaan yang sudah saya rangkum :
P  : Mengapa tiba-tiba menulis pencarian cinta sejati padahal kan udah MoveOn kamu mas ?
S : Untuk membahas cerita seperti ini udah pikirkan dari jaman pacaran dan kuliah kog, mungkin karena pengalaman dari diri sendiri, teman, sahabat, lingkungan sekitar dll.
P : Terus apa yang akan dibahas mas ?
S : Simak aja, nanti saya akan cerita dari pengalaman pribadi dan lingkungan sekitar.
P : Oke mas, lah sekarang mas pacarnya siapa ?
S : Belum ada ?
P : Nah loh, mas saja belum nemuin cinta sejatinya ? Gimana tha mas. Apakah nanti pesan dari tulisan tersebut bisa memberikan sisi postif bagi pembaca mas ?
S : Iya insyaAllah, emang belum ada tapi saya terus belajar dari proses yang saya jadikan guru hidup. Jadi gak perlu harus ada cinta sejati untuk bisa saling berbagi.
P : Okee siip mas, paham. Ydh semoga pecah yaaah tulisan kali ini.



C.I.N.T.A siapa sih yang gak mau dapetin seseorang yang sempurna untuk pendamping hidup yang nantinya memiliki sifat baik, fisik oke, pemikiran dewasa, sudah mapan, pekerja keras dan rajin ibadah. Tentu didunia ini semua manusia berharap yang sempurna, tapi inilah hidup tidak ada sempurna didunia kecuali saling menyempurnakan antar dua pasangan.

Proses hidup yang panjang sudah saya lalui, dalam hidup saya terus belajar dan berproses diri dari setiap kejadian disetiap detiknya, tentu berbagai pengalaman hidup mempunyai permasalahan dan cara menyelesaikanya berbeda juga. Entah mengapa hal yang saya alami itu masalah C.I.N.T.A yang pengen saya bagikan. Mungkin seru dan asyik aja kalo bahas hal ini.

Mengulik dari perilaku remaja sekarang, maka iiwa ini sangat tersentuh dan terpangil untuk menuliskan apa yang terjadi pada remaja yang sedang dilanda cinta. Entah itu status TTM, TTS, PTB, selinguhnya, berpacaran atau bertunangan. Dari rasa kecewa pada diri sendiri yang timbul rasa prihatin, sedih dan kuatir terhadap masa depan pasangan atau masa depan bangsa, jika moral dan pemikiran dari kecil sudah salah, mau diapakan setelah kejadian. Ini alasan kuat mengapa tulisan ini saya post.

Makna berpacaran bagi masyarakat (dalam hal ini mahasiswa) sekarang ini kurang diperhatikan sehingga makna asli berpacaran berubah. Berpacaran yang seharusnya merupakan saat untuk saling mengenal lawan jenis, disalahartikan sebagai ajang untuk saling mengeksplorasi sumber daya pasangannya yang padahal belum tentu akan menjadi pasangan hidupnya kelak. 

Untuk mendapatkan pandangan perilaku berpacaran pada kalangan mahasiswa, kami telah mensurvey 100 orang mahasiswa dari berbagai jurusan dengan pertanyaan sebagai berikut. Sumber Klik DI Sini
1. Berapa lama Anda berpacaran?
  • 0-3 bulan
  • 3-6 bulan
  • 6-12 bulan
  •  Lebih dari 12 bulan
2. Apa yang paling Anda suka dari pasangan Anda?
  • Sikapnya
  • Fisiknya
  • Hartanya
  • Popularitasnya
3. Seberapa jauh Anda berpacaran dengan pasangan Anda?
  • Berpegangan tangan
  • Berpelukan
  • Berciuman
  • Lebih dari 3 poin di atas



Berdasarkan survey yang telah dilaksanakan, menunjukkan bahwa :

1. Masa berpacaran di kalangan mahasiswa adalah 16% berpacaran selama 0-3 bulan, 13% berpacaran selama 3-6 bulan, 9% berpacaran selama 6-12 bulan, 61% berpacaran selama lebih dari 12 bulan, dan 1% tidak tahu seberapa lama ia pernah berpacaran.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa pernah berpacaran. Meski dalam kurun waktu yang berbeda – beda. 

2. Hal yang paling disuka dari pasangannya adalah 79% menyukai sikap dari pasangannya, 16% menyukai fisik dari pasangannya, 5% menyukai harta dari pasangannya, dan 1% menyukai popularitas yang dimiliki pasangannya.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar koresponden setuju untuk memilih sikap dari pasangannya sebagai hal yang paling disukai. Sedangkan koresponden lain lebih memilih fisik, harta, ataupun popularitas sebagai hal yang paling disukai dari pasangannya.

3. Hal yang paling jauh yang pernah dilakukan adalah 42% berpegangan tangan dengan pasangannya, 13% berpelukan dengan pasangannya, 11% pernah berciuman dengan pasangannya, 31% pernah melakukan lebih dari 3poin di atas (berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman) dengan pasangannya, dan 9% tidak memberikan jawaban.
Hal – hal atau perbuatan yang pernah dilakukan koresponden ini membuat kita menyadari bahwa berpacaran telah berubah dari makna yang sebenarnya dan lebih ke eksplorasi diri pasangan.



KESIMPULAN

1. Bentuk perilaku pacaran mahasiswa sudah mengarah pada perilaku seksual, mulai dari berpegangan tangan, cium pipi, cium bibir, berpelukan, meraba bagian tubuh yang sensitif dan sampai berhubungan kelamin.

2. Penyebab perilaku pacaran remaja saat ini mengarah pada perilaku seksual sangat kompleks. Selain karena perkembangan remaja yang berada dalam masa peralihan dari anak ke dewasa yang mulai tertarik dengan lawan jenisnya, juga merupakan produk sampingan dari sistem sosial yang 
melingkupinya seperti karena pengaruh lingkungan keluarga, pergaulan, sekolah, maupun masyarakat.

3. Faktor- faktor yang menyebabkan perilaku pacaran remaja mengarah pada perilaku seksual yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi adanya rasa penasaran akan lawan jenis, sedangkan faktor eksternal antara lain karena adanya tekanan dari teman pergaulan, tekanan dari pacar dan lingkungan keluarga.

4. Upaya penanggulangan perilaku pacaran remaja agar tidak mengarah pada perilaku seksual yang telah dilakukan oleh pihak sekolah belum cukup efektif untuk mengantisipasi perilaku pacaran remaja agar tidak mengarah pada perilaku seksual karena hanya memberikan sanksi - sanksi apabila terjadi suatu pelanggaran, seperti sekolah akan mengembalikan siswa kepada orang tua apabila terbukti melakukan pelanggaran. 

Untuk meminimalkan perilaku berpacaran yang tidak sehat ini harus dilakukan pembinaan moral remaja agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral dan kehidupan remaja lingkungan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama antara berbagai pihak baik keluarga, sekolah, LSM, maupun masyarakat karena masalah sosial ini merupakan tanggung jawab bersama dan harus ada penanggulangan yang efektif agar masa depan bangsa tidak rusak oleh moral – moral para penerus bangsa.


Waalaikum’sallam Wr.Wb


Follow

IG        : @naufansapoetra
Twitter : naufansapoetra
FB        : Arif Naufan Sapoetra

Sampai jumpa di artikel berikutnya .
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca di blog @naufansapoetra

MonggoDisharekanggo liyane ->>>





Previous
Next Post »